LimbahB3 yang dimaksud adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifatnya, konsentrasinya, maupun jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah Anda tahu bahwa air cucian limbah industri dapat menghasilkan cuan?Selama ini, kita tahu bahwa volume air limbah industri yang besar dapat mengakibatkan permasalahan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan, air limbah industri mengandung fosfat dan zat anorganik lainnya seperti natrium, kalium, sulfat, dan klorida Fees et al., 2023. Fosfat ini merupakan kandungan yang paling banyak ditemukan pada limbah air cucian industri. Fosfat yang dibuang ke lingkungan secara terus menerus dalam kadar yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan alga. Pertumbuhan alga yang tidak terkendali dapat menghambat masuknya sinar matahari ke perairan dan mengakibatkan jumlah oksigen terlarut dalam air berkurang sehingga berdampak pada kematian spesies air seperti ikan. Dibalik dampak negatif tersebut, limbah air cucian industri memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat hingga dapat menghasilkan cuan. Limbah air cucian industri yang mengandung Fosfat dapat di daur ulang menggunakan prinsip bioteknologi dengan memanfaatkan makhluk dengan ukuran sangat kecil yang disebut mikroba. Mikroba tersebut berasal dari kelompok jamur bersel tunggal atau sering dikenal sebagai ragi. Mikroba tersebut ialah Saccharomyces cerevisiae. Ia dapat memanfaatkan air limbah cucian industri menjadi produk yang lebih bermanfaat seperti pupuk dengan menghasilkan polifosfat yang berkelanjutan. Proses untuk menghasilkan polifosfat menggunakan prinsip bioteknologi melalui dua proses utama yaitu fermentasi dan pemrosesan hilir. Pada metode fermentasi, organisme yang digunakan yaitu Saccharomyces cerevisiae alasannya karena mikroba tersebut memiliki kemampuan memperbanyak diri yang cepat, bersifat stabil dan adaptif. Selain itu, sudah ada kultivasi yang kuat dan protokol ekstraksi yang baik untuk itu. Sebagai langkah pertama dari dua langkah inkubasi yang ada, Saccharomyces cerevisiae didiamkan terlebih dahulu dalam media sintetik yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kecuali i Fosfat. Selanjutnya, Saccharomyces cerevisiae diberikan magnesium serta glukosa untuk mengambil fosfat tersebut dari limbah air pencuci. Proses lain dari pengolahan air limbah industri ternyata ada yaitu downstream processing atau yang disebut pemrosesan hilir. Pemrosesan hilir merupakan proses pengolahan limbah dengan cara penghancuran atau penghilangan kontaminan dengan bantuan mikroorganisme Kalsum et al., 2011.. Tujuan utama pemrosesan hilir ini yaitu untuk mengurangi bahan organik biodegradable yang berasal dari air limbah ke tingkat yang dapat diterima sesuai dengan ambang batas yang telah ditentukan. Proses yang dikembangkan dalam mendaur ulang air limbah industri yang mengandung fosfat inilah menjadi natrium polifosfat murni. Pertukaran ion tersebut memiliki keuntungan salah satunya yaitu untuk memperkaya produk yang dihasilkan dari kedua proses tersebut berupa Bio-Polyp. Berbeda dengan polyp yang dihasilkan secara kimiawi yang bergantung pada i murni, produk ini dinilai lebih ramah lingkungan karena pada proses produksinya menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae untuk memanfaatkan fosfat yang tidak terpakai. Selain itu, pada Bio-Polyp yang dihasilkan tidak terdapat elemen beracun. hanya mengambil i dari air cucian, sedangkan unsur beracun dan logam berat termasuk kadmium dan timbal tetap berada di air cucian. Namun, proses ini tidak sepenuhnya menghilangkan fosfat dari limbah air cucian karena ditemukan Ca 20% dari fosfat yang digunakan tetap berada pada banyak orang yang menyadari potensi dari air limbah industri yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Saccharomyces cerevisiae dapat digunakan untuk mendaur ulang fosfat yang ada di dalam air limbah industri untuk menghasilkan pupuk dalam bentuk natrium polifosfat yang mana dapat diperjualbelikan dan menghasilkan cuan. Potensi ini dapat dikembangakan untuk produksi pupuk yang berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan ini juga menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan organisme perairan akibat nutrisi berlebih. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
PencemaranAir karena Limbah Industri Tahu Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 - 5.000 Liter. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal
- Dalam peringatan hari sungai 27 Juli 2021, Badan Pusat Statistik BPS mencatat setidaknya 46 persen sungai di Indonesia berada dalam kondisi tercemar berat. Di Jakarta sendiri, National Geographic Maret, 2020 mencatat bahwa dari 57 persen sampah yang ada, 8,2 persennya merupakan limbah mengancam biota yang hidup di sepanjang aliran sungai, limbah yang mencemari sungai juga berbahaya bagi kesehatan. Mulai dari penyakit kulit, hingga potensi penyakit kanker, jika air yang tercemar dikonsumsi. Peduli akan lingkungan dan kesehatan, tim peneliti dari Universitas Pertamina terdorong untuk mencari inovasi mengatasinya. Baca juga 5 Sekolah Termahal di Indonesia, Intip Biaya Sekolah yang Harus Dibayar Tim peneliti yang diketuai oleh Nona Merry Merpati Mitan dan beranggotakan dosen serta mahasiswa dari Prodi Kimia, Teknik Kimia, Teknik Lingkungan dan Teknik Mesin, mengembangkan purwarupa pengolah limbah tekstil khususnya yang digunakan dalam industri batik skala rumah tahun 2019, tim peneliti berkesempatan mengunjungi kawasan industri batik skala rumah tangga di Kota Tasikmalaya. Pada kesempatan itu, tim berkesempatan mewawancarai beberapa pengrajin batik. Mereka mengatakan adanya kebutuhan akan pengolah limbah cair batik agar tetap dapat menjaga kualitas air di perairan. Atas dasar itulah, dikembangkan purwarupa pengolah limbah cair batik. Pengolah limbah cair batik yang digagas Merry dan tim, menggunakan teknik penyerapan dan koagulasi. Pengolah limbah ini merupakan teknologi tepat guna yang mudah digunakan oleh masyarakat pengrajin batik dan dapat menurunkan kadar kekeruhan air limbah. Baca juga 10 Pekerjaan yang Bakal Naik Daun di Indonesia 5 Tahun Mendatang . 350 275 430 380 211 359 255 360

limbah industri dapat mencemari sungai karena banyak mengandung